6:28 AM
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
beberapa tahun terakhir ini peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu
dengan berkembangnya teknologi komputer baik hardware maupun softwarenya. Tetapi
tidak semua kebutuhan sistem informasi dengan komputer itu dapat memenuhi
kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi organisasi. Keterbatasan
sumber daya dan anggaran pemeliharaan memaksa para pengembang sistem informasi
untuk menemukan jalan untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya yang telah ada.
Secara
umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk memberikan kemudahan
dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan
pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta
profitabilitas organisasi. Hasil
survei memperlihatkan, para top eksekutif percaya bahwa sistem komputer memegang
peranan penting pada semua lini perusahaan. Para eksekutif yakin bahwa sistem
komputer merupakan sumber daya strategis untuk kegiatan mereka. Jadi tidak
diragukan lagi sistem informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga sistem
informasi merupakan aplikasi yang sangat dibutuhkan dan diminati.
BAB
II
PEMBAHASAN
Untuk
menghasilkan sistem informasi yang bisa membantu dan mendukung kegiatan bisnis
dan manajemen dari suatu perusahaan bukan pekerjaan yang mudah. Karakteristik
dari suatu sistem informasi manajemen yang lengkap tergantung dari masalah yang
dihadapi, proses pengembangannya dan tenaga kerja yang akan dikembangkannya.
Seiring dengan perkembangan permasalahan karena berubahnya lingkungan yang
berdampak kepada perusahaan maka yang menjadi parameter proses pengembangan
sistem informasi yaitu masalah yang dihadapi, sumber daya yang tersedia dan
perubahan, sehingga hasil pengembangan sistem informasi manajemen baik yang
diharapkan oleh perorangan maupun oleh organisasi turut berubah.Metode Pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem
atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem
agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Ada langkah-langkah dan metode
terstandarisasi yang harus diikuti untuk menghasilkan sistem informasi yang
andal. Jadi dalam melakukan pembangunan atau perbaikan suatu sistem yang
terkomputerisasi harus melakukan langkah-langkah dalam mengimplementasikannya. A. Jenis-Jenis
Pendekatan Pembangunan Sistem Informasi
Sistem informasi yang baik dihasilkan dari pengembangan
sistem dengan metode yang terstandarisasi. Metode tersebut yaitu :1. Metode
SDLC (system
development life cycle)Dalam
pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system development
life cycle). Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu
proses berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem, merupakan
sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan pengembangan
sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana sebuah sistem
informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan dan pembangunan sistem serta delivering-nya
kepada pengguna.SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:1.1 Identifikasi
dan seleksi proyek
Merupakan
langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh sistem:
identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang.Dalam
tahapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya mengidentifikasi
proyek-proyek yang potensial, melakukan klasifikasi dan merangking proyek, dan
memilih proyek untuk dikembangkan. Aktivitas yang biasa dilakukan pada tahap
ini meliputi mewawancarai manajemen pengguna, merangkum pengetahuan yang
didapatkan, dan mengestimasi cakupan proyek dan mendokumentasikan hasilnya.
Tahapan ini akan menghasilkan laporan kelayakan yang berisi definisi masalah
dan rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dipilih.1.2 Inisiasi
dan perencanaan proyek
Pada
tahap ini ditentukan secara detail rencana kerja yang harus dikerjakan, durasi
yang diperlukan masing-masing tahap, sumber daya manusia, perangkat lunak,
perangkat keras, maupun financial diestimasi. Kesalahan pada tahap ini akan
mengakibatkan keuntungan yang akan diperoleh tidak maksimal, bahkan bisa rugi.1.3 Tahapan
analisis
Tahapan
analisis adalah tahapan dimana sistem
yang sedang berjalan dipelajari dan sistem pengganti diusulkan. Dalam
tahapan ini dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah, kesempatan
didefinisikan, dan rekomendasi umum untuk bagaimana memperbaiki, meningkatkan
atau mengganti sistem yang sedang berjalan diusulkan. Tujuannya adalah untuk
memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari
sistem baru.1.4 Tahapan
desain
Adalah
tahpaan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem
yang riil. Pada tahapan ini ada beberapa aktivitas utama, yaitu merancang dan
mengintegrasikan jaringan, arsitektur aplikasi, mendesain antar muka pengguna,
mendesain sistem antar muka, mendesain dan mengintegrasikan data base, membuat
prototipe untuk detail dari desain, dan mendesain serta mengintegrasikan
kendali sistem1.5 Implementasi
Pada
tahapan ini dilakukan testing dan instalasi. Testing adalah menguji hasil kode
program yang telah dihasilkan dari tahapan desain. Sedangkan instalasi adalah
tindak lanjut setelah diadakan testing yaitu menggabungkan dan menginstal
perangkat lunak dan perangkat keras pada organisasi dan secara resmi mulai
digunakan untuk menggatikan sistem lama.1.6 Pemeliharaan
Perbaikan
yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif, mulai dari memperbaiki
program yang crash hingga berfungsi
kembali sampai pada penambahan modul-modul program yang baru sebagai jawaban
atas perubahan kebutuhan pengguna.Tahapan SDLC ini memiliki kelemahan antara lain biaya dan
waktu yang tinggi, dan memiliki metode yang tidak fleksibel karena keseluruhan
langkah harus diikuti. 2. Metode
Pengembangan Evolusioner
Pada metode ini untuk mengembangkan implementasi awal,
kemudian memperlihatkan sistem awal itu kepada pengguna untuk dikomentari, dan
memperbaiki versi demi versi sampai sistem yang memenuhi pesyaratan diperoleh.
Dalam metode ini ada 2 variasi, yaitu:1.7 Pengembangan
eksplotari
Bertujuan
bekerja dengan pelanggan untuk menyelidiki persyaratan mereka dan mengirimkan
sistem akhir.1.8 Pengembangan
prototipe yang dapat dibuang
Variasi
ini berkonsentrasi pada eksperimen, dengan persyaratan pelanggan yang tidak
dipahami dengan baik.Kelebihan metode evolusioner lebih efektif dalam
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan, dan
pengguna mendapat pemahaman yang lebih baik dari masalah mereka, sistem
perangkat lunak dapat merefleksikannya.Adapun kelemahan dari sistem ini kurangnya visibilitas
proses. Di samping itu, jika sistem dikembangkan secara cepat, tidak efektif
dari segi biaya. Selanjutnya sistem seringkali memiliki struktur yang buruk dan
metode ini membutuhkan kemampuan pengembangan perangkat lunak dengan SDM yang
sudah berpengalaman. 2. Metode
Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang (Re-Usable)
Metode ini
jika sudah memiliki satu sistem
informasi, akan dikembangkan sistem informasi untuk klien yang lain dengan
proses bisnis yang hampir sama. Tahapan pada metode ini ada 4, yaitu:1.1 Analisis
Komponen
Dalam
fase ini, spesifikasi persyaratan telah diketahui, komponen-komponen untuk implementasi
spesifikasi tersebut akan dicari.1.2 Modifikasi
persyaratan
Persyaratan
dianalisis menggunkan informasi tentang komponen yang didapat, kemudian
dimodifikasikan untuk merefleksikan komponen yang ada.1.3 Perancangan
sistem dengan pemakaian ulang
Kerangka
kerja sistem dirancang atau kerangka kerja yang telah ada dipakai ulang.1.4 Pengembangan
dan integrasi
Perangkat
lunak yang tidak dapat dibeli akan dikembangkan dan komponen kemudian
diintegrasikan untuk membentuk sistem. 3. Metode
Prototyping
Prototyping adalah proses iteratif dalam pengembangan
sistem dimana kebutuhan diubah kedalam sistem yang bekerja secara terus menerus
diperbaiki melalui kerja sama antara pengguna dan analis. Prototyping adalah
merupakan bentuk dari Rapid Application
Development (RAD).RAD memiliki beberapa kelemahan, diantaranya
mengesampingkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak, menghasilkan
inkonsistensi pada modul-modul sistem, tidak cocok dengan standar dan
kekurangan prinsip reusability komponen.Tahapan prototyping adalah sebagai berikut:1.1 Analis bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi
kebutuhan awal untuk sistem.
1.2 Analis kemudian membangun prototype. Ketika sebuah
prototype telah selesai. Pengguna bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan
pada analis apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai.
1.3 Analis kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype.
1.4 Versi baru diberikan kembali ke pengguna.
1.5 Ulangi langkah-langkah tersebut sampai pengguna puas.
Adapun
keuntungan dari Prototype, yaitu:a.
Prototype
melibatkan pengguna dalam analisis dan desain.
b.
Mempunyai
kemampuan menagkap kebutuhan secara konkret daripada secara abstrak
c.
Untuk
digunakan secara stand alone.d.
Digunakan
untuk memperluas SDLC.
4. Metode
OOAD (Object Oriented Analysis and
Design)
BAB
III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah dibhas diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Metode Pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem
atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem
agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Dan adapun
langkah-langkah pendekatan dalam pengembngan system adalah sebagai berikut,
antara lain: Metode SDLC (system
development life cycle), Metode Pengembangan Evolusioner,
Metode Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang (Re-Usable),
Metode Prototyping, Metode Prototyping, metode OOAD (Objec Oriented Analysis and Design).
0 comments:
Post a Comment